Minggu, 18 Agustus 2013

PETANI VERSUS PETERNAK

Ya, mengapa tak sekalian saja, bertani juga beternak. Atau tak perlu disuruh lagi? Ya, karena setiap petani bermimpi punya hewan ternak. Rasanya belum lengkap jika hanya punya tanaman, tapi tak punya hewan peliharaan. Mau sapi, mau kambing, mau ikan, mau ayam, bebek, semua petani suka. Sebab beternak selain sebagai hiburan juga berfungsi sebagai tabungan, kalau tidak malah mata pencaharian.

Apalagi bagi sebagian jenis, ternak bisa bersimbiosis dengan tanaman budidaya petani. Limbah ternaknya dikomposkan, limbah pertaniannya dijadikan pakan. Tanpa pakan limbah saja bertani dan beternak sudah untung. Dengan membeli limbah sebagai pakan, beternak tambah untung. Apalagi limbah-limbah tidak beli. Isinya untung dan untung.

Menjadi petani sekaligus peternak menaikkan nilai tawar petani. Jika ada program-program dari pemerintah, tak perlu bingung dibagi antara petani dan peternak. Orangnya sama sehingga bagiannya lebih besar. Dinas terkait juga lebih mudah mengadakan pembinaan. Ekosistem juga berjalan.

Jika sebuah sistem sudah berjalan, maka input yang dibutuhkan sangat minim. Minimnya input diartikan sebuah penghematan. Penghematan ini akan menambah keuntungan, yang akan dapat dijadikan tambahan modal untuk memperbesar usaha.

Sistem yang berjalan juga meminimalkan waktu. Sisa waktu yang ada bisa digunakan untuk mengurus perbesaran usaha karena penghematannya tadi. Jadilah petani sekaligus menjadi peternak adalah sebuah jurus jitu untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa melalui komponennya.