Rabu, 07 Agustus 2013

ILMU PADI

Ilmu padi ya semakin berisi semakin menunduk/ merunduk. Banyak diucapkan agar orang tidak sombong dan mendongakkan kepala, justru merunduk dan rendah hati, karena merunduk melambangkan kerendahan hati. Mungkin setara dengan tong kosong berbunyi nyaring, hanya yang kosong yang nyaring bunyinya.

Tapi sebenarnya lebih tepat kalau diucapkan supaya orang berisi. Jadi kalimat itu bisa memacu semangat belajar supaya kita tak hanya merunduk, tapi juga berisi. Jadilah orang yang merunduk dan berisi itu mengamalkan ilmu padi, sedangkan yang kosong dan nyaring bunyinya mengamalkan ilmu tong.

Itukah ilmu padi? Lalu ilmu apa namanya yang berkenaan dengan cara-cara supaya kita bisa menghasilkan padi yang berkualitas dan berkuantitas. Ilmu padi, kan? Bukankah kita harus menguasi ilmu itu? Karena jika tidak menguasainya menyebabkan kita berpotensi menjadi importir beras permanen. Hal itu disebabkan besarnya tingkat dan jumlah konsumsi beras.

Petani padi di Indonesia adalah petani mayoritas. Sisanya bertanam selain padi. Tujuhpuluh persen juga berada di pulau Jawa. Mereka sudah menanam padi bertahun-tahun. Entah apa sebabnya belum bisa memberi makan anak bangsa.

Jangan-jangan untuk makan sendiri saja juga sulit. Bertanam padi hasilnya cuma di atas impas karena panennya tak berkuantitas juga berkualitas. Bulir-bulir tak mau merunduk karena tak berisi. Ketika diolah menjadi beras juga tak banyak hasil rendemennya. Jadi apa yang harus dilakukan supaya padi kita merunduk? Bagaimana caranya supaya padi kita berisi?

Ya, kita harus menguasai ilmu padi.