Minggu, 11 Mei 2014

FLUKTUASI HARGA

Naik turunnya harga komoditas pertanian adalah suatu hal yang lazim, bahkan pasti. Hal itu bukan saja disebabkan oleh posisi demand dan supply saja tetapi juga issue-issue bisnis, politik, bahkan kemasyarakatan. Mau hari raya, pedagang panik, kulak banyak,  harganya naik. Herannya hari raya tahun depannya harga malah turun. Katanya sebabnya kualitas jelek.

Maka dikatakan peramalan tentang harga produk menjadi lebih sulit daripada peramalan cuaca bahkan bisnis. Ataukah karena nggak ada yang serius dan fokus berkutat pada peramalan harga komoditi ini. Pelaku usaha pertanian disuruh meramal sendiri-sendiri, disuruh berstrategi sendiri-sendiri. Jadi mungkin strategi terbaik adalah timing, yaitu kapan waktu tanam, dengan harapan mendapatkan harga tinggi saat panen.

Ketika harga jatuh, semangat petani ikut jatuh. Jangankan untuk menanam, untuk memanen saja malas. Padahal katanya itulah saat yang tepat untuk mulai menanam. Jadi kalau harga belum jatuh petani belum mau nanam.

Penggunaan pupuk berkualitas dan benar secara jumlah dan jenislah strategi terbaik. Ketika harga turun memang ikut menangis, tetapi ketika harga naik tertawa lebih kencang. Jadilah rendahnya harga dikompensasi dengan tingginya hasil panen. Apalagi pada tanaman yang dipanen lebih dari sekali seperti terong, cabai, tomat, timun. Mengejar harga tinggi tak perlu dengan mengejar tanam lagi, cukup rawat tanaman dengan pupuk terbaik.